Beberapa
pengertian hipotesis, yaitu:
1.
Hipotesis adalah
sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat, meskipun
kebenarannya belum dibuktikan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, hipotesis
diartikan; patokan duga; anggapan dasar; postulat.
2.
Hipotesis adalah
jawaban sementara terhadap suatu masalah. Jawaban tersebut masih perlu diuji
kebenarannya. Seorang peneliti pasti akan mengamati sesuatu gejala, peristiwa,
atau masalah yang menjadi focus perhatiannya. Sebelum mendapatkan fakta yang
benar, mereka akan membuat dugaan tentang gejala, peristiwa, atau masalah yang
menjadi titik perhatiannya tersebut.
Hipotesis
efektif adalah hipotesis yang searah atau mendukung judul, masalah, dan tujuan
penelitian. Bila seseorang membuat hipotesis yang tidak mendukung permasalahan
yang diangkat maka ini menyulitkan dirinya sendiri.
Untuk menguji
hipotesis maka perlu mengumpulkan data emperis. Contoh salah satu hipotesi di
atas adalah memperkirakan adanya hubungan antara karya as-Suyuthi dengan
al-Zarkasyi maka hipotesis ini diuji dengan data emperis.
Hipotesis yang
baik, harus spesifik. Agar hipotesis bersifat spesifik, konsep-konsep yang
digunakan harus jelas dan sedapat mungkin dapat diolah secara spesifik atau
dapat digolongkan ke dalam kategori-kategori tertentu. Artinya hipotesis itu
tidak mengambang, agar mudah dipahami.
Dengan
demikian, hipotesis akan lebih operasional dan lebih siap diuji secara emperis
karena variabel-variabelnya data diukur. Namun demikian, menurut sebagian
peneliti sosial, dimungkinkan pula dalam sebuah peneliti tidak ada hipotesis.
Pendapat ini muncul karena adanya kekhawatiran bahwa peneliti akan cenderung
mencari data yang dapat membenarkan hipotesis yang telah dibuat dan hanya akan
menguji hubungan yang sudah jelas dengan mengabaikan data lain yang tidak
mendukung. Namun pendapat ini masih perlu diuji kebenarannya, oleh karena dalam
sebuah penelitian ditekankan bersifat obyektif bagi seorang peneliti.
Karakteristik hipotesis yang baik
Sebuah hipotesis atau dugaan sementara yang baik hendaknya mengandung
beberapa hal. Hal – hal tersebut diantaranya :
1. Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
2. Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variable-variabel.
3. Hipotesis harus dapat diuji.
4. Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada
5. Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin
Berikut ini beberapa penjelasan mengenai hipotesis yang baik :
1. Hipotesis harus menduga hubungan diantara beberapa variable
Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara
dua variable atau lebih, disini harus dianalisis variable-variabel yang
dianggap turut mempengarui gejala-gejala tertentu dan kemudian diselidiki
sampai dimana perubahan dalam variabel yang satu membawa perubahan pda variabel
yang lain.
2. Hipotesis harud dapat diuji
Hipotesis harus dapat diuji untuk dapat menerima
atau menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan mengmpulkan data-data empiris.
3. Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan
Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam bberapa masalah, dan terkhusus pada
permulaan penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang
sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta
poin ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literature dengan
tepat oleh Karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan berdasarkan dari laporan
penelitian sebelumnya.
4. Hipotesis dinyatakan secara sederhana
Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam
rumusan yang berbentuk kalimat deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat
dan sempurna dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan
hipotesis tersebut.
Macam-macam hipotesis
1. Hipotesis
Deskriptif
Hipotesis deskriptif,
merupakan dugaan terhadap nilai satu variabel dalam satu sampel walaupun di
dalamnya bisa terdapat beberapa kategori.
Contoh Hipotesis
Deskriptif:
Permasalahan
Penelitian: Apakah penerimaan terhadap proses “perdamaian di Poso” mempunyai
perbedaan pada mereka yang berasal dari suatu lingkungan tertentu?
Assumsi:
1.
Tingkat pendidikan
yang ditempuh seseorang memungkinkan keterbukaan untuk menerima proses
perdamaian.
2.
Nilai yang dianut
seseorang merupakan dasar pengaruh bagi penerimaan proses perdamaian.
3.
Tingkat informasi yang
dimiliki seseorang dapat memberikan pandangan mengenai suatu proses perdamaian.
Hipotesis Umum:
Orang yang berasal
dari lingkungan sosial yang terbuka lebih mudah menerima proses perdamaian.
Hipotesis khusus:
1.
Orang dengan pendidikan
yang tinggi relatif lebih mudah menerima proses perdamaian.
2.
Orang yang
berorientasi pada nilai-nilai yang moderen lebih menerima proses perdamaian.
3.
Orang yang memiliki
banyak informasi lebih mudah menerima proses perdamaian.
2. Hipotesis Korelasional/hubungan
Hipotesis korelasional
adalah hipotesis yang berisi pernyataan tentang hubungan antara dua atau lebih
variabel. Jika pola hubungan antara dua atau lebih variabel bersifat kausal
(sebab-akibat) , maka hipotesisnya disebut hipotesis kausalitas
Contoh Hipotesis
Korelasional:
Permasalahan
Penelitian: Hal-hal yang berhubungan dengan tingkat Hasil Produksi suatu
Perusahaan.
Asumsi:
1.
Jumlah tenaga ahli
dalam suatu perusahaan berhubungan dengan tingkat hasil produksi
2.
Tenaga ahli akan sulit
bekerja di bawah peraturan kerja yang ketat
3.
Peraturan kerja dalam
perusahaan berhubungan dengan tingkat hasil produksi.
Hipotesis:
Semakin besar jumlah
tenaga ahli dalam suatu perusahaan, semakin rendah tingkat keketatan peraturan
kerja perusahaan, berhubungan dengan h menerima proses perdamaian hasil
produksi yang semakin meningkat.
Hipotesis Korelasional
terdiri dari hipotesis kausal dan korelasi
Hipotesis Kausalitas
Contoh Hipotesis
Kausalitas:
Permasalahan
Penelitian: Mengapa timbul kecenderungan melakukan tindakan kriminal dalam
suatu lingkungan masyarakat.
Asumsi:
1.
Suatu lingkungan
masyarakt mempunyai suatu daya absorbsi, yaitu daya serap atau peredam terhadap
suatu gejala sosial yang dapt menimbulkan goncangan
2.
Seseorang dapat merasa
frustasi apabila merasa tersisihkan dari lingkungan masyarakatnya.
3.
Seseorang yang merasa
frustasi lebih mudah dirangsang untuk cenderung melakukan tindakan kriminal.
Hipotesis:
Untuk mereka yang
berada di lingkungan masyarakat yang sangat rendah daya
absorbsinyajika mereka merasa semakin tersisihkan dari lingkungan
masyarakat, maka mereka semakin mudah terangsang untuk cenderung
melakukan tindakan kriminal.
Hipotesis korelasi
hipotesis
korelasi (correlational hypothesis), merupakan hipotesis yang mengatakan
dua variabel terjadi bersamaantanpa diketahui mana yang mempengaruhi yang
lainnya.
Contoh:
- HA : Terdapat
hubungan positif antara besarnya kompensasi dan laba perusahaan.
3. Hipotesis
asosiasi
Pengukurana asosiasi
merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam statistik
bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel
Hipotesa Kerja (Hk)
dan Hipotesa Nol (Ho)
Hipotesa-hipotesa yang
dirumuskan oleh peneliti, baik yang bersifat deskriftif, relasional maupun
hipotesa kausalitas disebut hipotesa kerja (Hk). Supaya hipotesa
kerja tersebut dapat diuji secara statistik, maka diperlukan suatu hipotesa
pembanding. Dalam penelitian sosial hipotesa pembanding tersebut dibuat secara
arbritrer yang berbentuk hipotesa nol(Ho). Hipotesa nol (Ho) adalah
formulasi/rumusan terbalik dari hipotesa kerja (Effendi, 1989:43-45).
Contoh Hipotesa
Kerja (Hk):
1.
Tindakan agresif lebih
tinggi pada kelompok masyarakat yang memiliki tingkat kepadatan yang tinggi
daripada yang memiliki tingkat kepadatan rendah.
2.
Bila persepsi tentang
sikap kelompok panutan dikontrol, suami-isteri yang memiliki pekerjaan
berpenghasilan tetap, mempunyai persepsi yang rendah tentang nilai ekonomis
anak, dan karena itu cenderung untuk lebih menerima norma keluarga kecil.
Keduanya menyebabkan persepsi mereka yang tinggi tentang manfaat penggunaan
kontrasepsi moderen, sehingga niat serta penggunaan kontrasepsi moderen mereka
relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan suami-isteri yang memiliki
pekerjaan berpenghasilan tidak tetap.
Contoh Hipotesa
Nol (Ho):
1.
Tidak terdapat
perbedaan tindakan agresif antara masyarakat yang memiliki tingkat kepadatan
yang tinggi dan masyarakat yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang
rendah.
2.
Bila persepsi tentang
sikap kelompok panutan dikontrol, tidak ada perbedaan yang signifikan antara
pasangan yang memiliki pekerjaan berpenghasilan tetap dan berpenghasilan tidak
tetap dalam persepsi tentang nilai anak, norma keluarga kecil, persepsi tentang
manfaat kontrasepsi moderen, dan dalam niat menggunakan serta perilaku
kontrasepsi moderen.
sumber :
0 komentar:
Posting Komentar