Contoh Proposal Usaha

on Sabtu, 19 Januari 2013


                Dalam membuat usaha tidak sembarang membuat usaha, harus di pikirkan segala aspek sehingga usaha itu berdiri. Proposal Usaha kenapa jadi penting karena dengan prososal usaha bentuk usaha yang kita bangung jadi jelas dan terperinci dan aspek terkecilpun kita bisa mengerti. Tetapi pembuatan proposal usaha tidaklah gampang, karena kita harus melakukan survei dan penelitian dari segala segi sehingga bisa terperinci dari banyak faktor. Tempat yang strategis sangat membantu untuk membuat usaha.

Berikut ini merupakan contoh proposal usaha cuci mobil dan motor :

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Sekarang setiap tahun peningkatan kendaraan semakin naik tetapi jalan tetap sehingga banyak membuat kemacetan sepanjang jalan. Kota kota besar di indonesia semakin ruwet dengan kondisi kendaraan roda dua dan roda empat. Tidak seperti di luar negeri ada pembatasan kendaraan sehingga jumlah kendaraan bisa di tekan. Banyak orang bilang Indonesia mengalami masalah ekonomi tetapi setiap orang sekarang bisa membeli kendaraan roda dua. Bisa di lihat di setiap rumah di desa maupun di kota, pasti memiliki minimal kendaraan roda dua. Dengan kenaikan harga minya dunia pun tidak berpengaruh orang untuk membeli kendaraan bermotor. Sistem kredit itu membuat orang jadi mungkin mendapatkannya. Dahulu kemana mana menggunakan angkutan kota atau angkutan desa, sekarang setiap orang memiliki motor. Jadi kendaraan bermotor sekarang bukan kebutuhan pokok bukan kebutuhan sekunder lagi.
Dengan adanya kondisi diatas itu membuat peluang bisnis yang berkaitan dengan kendaraan bermotor terbuka lebar dan menjanjikan.
Untuk memanfaatkan peluang ini, kita mencoba untuk mendirikan sebuah usaha cuci Mobil dan motor dengan nama ” Mengkilat “

2. Tujuan
Tujuan dari usaha ini adalah:
1. Dapat melakukan usaha cuci dengan baik dan memberikan manfaat yang besar.
2. Dapat memasarkan usaha cuci ini dengan baik.
3. Dapat menjaga kelangsungan usaha dan mengembangkannya.

B. ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

1. Pemasaran
Pangsa pasar ini sangatlah jelas yakni para pengguna mobil dan motor , tapi untuk promosi bulan pertama akan memberikan potongan harga dan kupon cuci gratis dan menargetkan sekitar 50 motor dan 30 mobil  dalam minggu pertama dan lebih dari 70 motor dan 50 mobil pada minggu-minggu berikutnya.

2. Produk
Sebagai ilustrasi, harga cuci mobil Rp 20.000,-.dan cuci motor Rp 5.000 Kita bisa menambahkan semir ban sebagai nilai tambah tanpa biaya tambahan.

3. Strategi Pemasaran
Melakukan pemasaran secara langsung dengan pamflet, maupun hanya dari mulut ke mulut.

4. Prospek Pasar Dan Pemasarannya
Seluruh komplek di perumahan dan orang lewat

5. Keunggulan
Yang menjadikan cuci mobil dan motor ini menjadi spesial ialah semua motor apapun dicuci dengan bersih menggunakan salju dan pencuci dengan telaten membersihkan semua kotoran yang ada dalam mobil dan motor anda, dengan hasil cucian menjadi mengkilat walaupun dengan waktu yang sedikit lama. Cuci motor mobil ini ini beda dengan tempat pencucian lainnya, karena ada :
- Mini market atau mini kafe.
- Fasilitas kupon bonus untuk konsumen yang sering menggunakan
- Memberikan Cuci Gratis bagi pelanggan bila sudah 10 kali mencuci di sini

C. ASPEK SDM
Untuk pegawai, tidaklah terlau sulit mencarinya karena tidak diperlukan keahlian khusus. Tetapi meskipun demikian, harus kita memilih karyawan yang mau bekerja keras dan tidak malas. Sebagai imbalan, bisa kita memberikan gaji, atau upah per mobil dan yang selesai dicuci.

D. ASPEK PERALATAN DAN PERLENGKAPAN

1. Letak Lokasi
Berada di dekat tempat pemukiman penduduk, didepan komplek
perumahan, berada dipinggir jalan utama.

2. Standar Kebutuhan Ruang
Luas ruang: (lebar) 40m x (panjang) 70m

3. Asumsi kebutuhan ruang:
- Tempat pencucian
- Tempat pengeringan
- Ruang tunggu
Peralatan-peralatan salon motor yang harus disediakan adalah sebagai berikut :
1. Satu kompresor
2. Satu mesin air untuk steam
3. Satu mesin steam system snow wash (busa salju)
4. Vacuum cleaner
5. Bak penampungan air
6. Seragam karyawan
7. Media promosi
8. Instalasi ruangan
9. Peralatan mencuci :
- Sikat
- Kanebo
- Kuas kecil & besar
- Kain bol
- sabun Busa
- Salju
- Peralatan pembersih yang lain

Semoga contoh proposal usaha diatas bisa memberikan anda gambaran untuk membuat usaha yang akan disampaikan kepada investor atau penanam modal. Dengan keterangan yang jelas dan terperinci akan membuat proposal anda diterima. Atau mungkin anda bisa menggunakan untuk diri sendiri sehingga apa yang harus di butuhkan sudah jelas, tinggal mewujudkan usahanya. Selamat mencoba semoga berhasil

sumber :
http://kopihijau.info/contoh-proposal-usaha/


KONVENSI NASKAH




  Pengertian Konvensi Naskah
konvensi naskah adalah penulisan naskah karangan ilmiah yang berdasarkan kebiasaan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati. Konvensi penulisan naskah yang sudah lazim mencangkup aturan pengetikan, pengorganisasian materi utama, pengorganisasian materi pelengkap, bahasa, dan kelengkapan penulisan lainnya.
Jenis – Jenis Naskah.
1. Naskah Formal, adalah Suatu naskah yang memenuhi semua persyaratan yang dituntut oleh konvensi.
2. Naskah Semi-Formal, adalah suatu naskah yang tidak memenuhi semua persyaratan yang dituntut oleh konvensi.
3. Naskah Informal, adalah suatu naskah yang tidak memenuhi semua persyaratan yang dituntut oleh konvensi.
Syarat Formal Penulisan Sebuah Naskah :
   Sebuah karangan harus memenuhi tiga asprek utama persyaratan formal, yaitu: Bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, bagian pelengkap penutup. Selain itu karangan memerlukan adanya pengorganisasian karangan.
Adapun unsur-unsur dalam penulisan sebuah Karangan sebagai berikut :
1. Bagian Pelengkap Pendahuluan
   a. Judul pendahuluan
   b. Halaman judul
   c. Halaman persembahan (kalau ada)
   d. Halaman pengesahan (kalau ada)
   e. Kata pengantar
   f. Daftar isi
   g. Daftar gambar (kalau ada)
   h. Daftar tabel (kalau ada)
2. Bagian Isi Karangan
   a. Pendahuluan
   b. Tubuh karangan
   c. Kesimpulan
3. Bagian Pelengkap Penutup
   a. Daftar Pustaka
   b. Lampiran (Apendix)
   c. Indeks
   d. Riwayat Hidup
Dengan pemaparan intisari sebagai berikut :
1.      Bagian Pelengkap Pendahuluan
Bagian pelengkap pendahuluan adalah bagian yang bertugas sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu agar terlihat lebih menarik dan pada bagian ini tidak membahas sama sekali tentang isi karangan tersebut.
a. Judul Pendahuluan dan Halaman Pendahuluan
Halaman judul pendahuluan hanya mencantumkan judul karangan atau judul buku yang ditulis dengan huruf kapital dan terletak di tengah halaman agak keatas. Halaman ini hanya mencantumkan tercantum nama karangan, penjelasan adanya tugas, nama pengarang (penyusun), kelengkapan identitas, pengarang (jurusan, fakultas, universitas), nama kota, dan tahun penulisan.
Untuk memberikan daya tarik pembaca, penyusunan judul perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
         Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan
          Judul harus menarik pembaca baik makna maupun penulisannya
         Sampul : nama karangan, penulis, dan penerbit
          Halaman judul : nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis, kelengkapan identitas pengarang, nama unit studi, nama lembaga, nama kota dan tahun penulisan.
         Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetri(untuk karangan formal) atau model lurus pada margin kiri (untuk karangan tidak formal).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan makalah atau skripsi pada halaman judul :
         Judul diketik dengan huruf capital
         Penjelasan tentang tugas disusun dalam bentuk kalimat
         Nama penulis ditulis dengan huruf capital
         Logo universitas untuk makalah, skripsi, tesis, dan disertasi, makalah ilmiah tidak diharuskan menggunakan logo
         Data institusi mahasiswa mencantumkan program studi , jurusan, fakultas, universitas, nama kota, dan tahun ditulis dengan huruf kapital
Hal-hal yang harus dihindarkan dalam halaman judul karangan formal :
         Komposisi tidak menarik
         Tidak estetik
          Hiasan gambar tidak relevan
          Variasi huruf jenis huruf
          Kata "ditulis (disusun) oleh"
         Kata "NIM/NRP"
          Hiasan, tanda-tanda, atau garis yang tidak berfungsi
         Kata-kata yang berisi slogan
         Ungkapan emosional
         Menuliskan kata-kata atau kalimat yang tidak berfungsi
b. Halaman Persembahan
Bagian yang tidak terlalu penting dan jarang melebihi satu halaman, biasanya terdiri dari beberapa kata saja. Ditempatkan berhadapan dengan halaman belakang judul buku, atau berhadapan dengan halaman belakang cover buku, atau juga menyatu dengan halaman judul buku.
c. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan digunakan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang telah ditanda-tangani oleh pembimbing, pembaca/penguji, dan ketua jurusan telah memenuhi persyaratan administratif sebagai karya ilmiah.
Judul skripsi seluruhnya ditulis dengan huruf kapital pada posisi tengah antara margin kiri dan kanan. Nama lengkap termasuk gelar akademis pembimbing materi/teknis, pembaca/penguji, dan ketua program jurusan di tulis secara benar dan disusun secara simetri kiri-kanan dan atas-bawah. Nama kota dan tanggal pengesahan ditulis di atas kata ketua jurusan.
Hal-hal yang harus dihindarkan :
         Menggaris-bawahi nama dan kata-kata lainnya
         Menggunakan titik atau koma pada akhir nama
         Tulisan melampaui garis tepi
         Menulis nama tidak lengkap
         Menggunakan huruf yang tidak standar
         Tidak mencantumkan gelar akademis
d. Kata Pengantar
Kata pengantar merupakan bagian karangan yang berisi penjelasan mengapa menulis sebuah karangan. Sifatnya formal dan ilmiah. Isi kata pengantar tidak menyajikan isi karangan atau hal-hal lainnya yang tertulis dalam pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan.
Sebaliknya, apa yang sudah tertulis dalam kata pengantar tidak di tulis ulang dalam isi karangan. Setiap karangan ilmiah harus menggunakan kata pengantar.
 Di dalamnya disajikan informasi sebagai berikut :
         Ucapan syukur kepada Tuhan YME Yang Maha Esa
         Penjelasan adanya tugas penulisan karaya ilmiah (untuk skripsi, tesis, atau laporan formal ilmiah)
         Penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, atau laporan formal ilmiah)
         Penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekelompok orang, atau organisasi/lembaga
         Ucapan terima kasih kepada seseorang, sekelomopok orang, atau organisasi yang membantu
         Penyebutan nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis, tanpa dibubuhi tanda tangan
         Harapan penulis atas karangan tersebut
         Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima saran dan kritik
Hal-hal yang harus dihindarkan :
         Menguraikan isi karangan
         Mengungkapkan perasaan berlebihan
         Menyalahi kaidah bahasa
         Menunjukkan sikap kurang percaya diri
         Kurang meyakinkan
         Kata pengantar terlalu panjang
         Menulis kata pengantar semacam sambutan
         Kesalahan bahasa: ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca tidak efektif
e. Daftar Isi
Daftar isi adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar isi karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh, dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis yang berfungsi untuk merujuk nomor halaman dan tersusun secara konsisten dengan baik. Konsistensi ini dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan.
f. Daftar Gambar
Bila dalam buku itu terdapat gambar-gambar , maka setiap gambar yang tercantum dalam karangan harus tertulis didalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan: judul gambar dan nomor halaman
g. Daftar Tabel
Bila dalam buku itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang tertulis dalam karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel ini menginformasikan: nama tabel, dan nomor halaman.
2.      Bagian Isi Karangan
Pada bagian isi karangan ini, terbagi menjadi 3 bagian yang terdiri dari :
a.  Pendahuluan
 Dalam Bab 1 pendahuluan, berisikan :
         Latar Belakang Masalah
Dimana berisi kendala atau yang biasa disebut sebagai masalah yang terjadi. Selain itu berisi ide atau alternatif usulan yang tentu harus bernilai positif, sehingga mendapatkan solusi ataupun jawaban dari pilihan alternatif yang optimal.
         Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
Untuk bagian ini, tentu membatasi ruang lingkup dari pemasalahan tersebut agar tidak merambat luas dan menyebar pada masalah lainnya, oleh karna itu dibuatlah batasan masalah. Selain itu berisi pula seputar cara kerja secara singkat.
         Tujuan Penulisan
Berisikan  dua kondisi, yakni pertama untuk diri sendiri, dan yang kedua tersebut yang memberikan nilai baik  dari pembahasan juga pengerjaan yang dilakukan.
         Metodologi Penelitian
Dalam metodologi penelitian ini, tentu ada observasi (mengamati), wawancara pada narasumber atau yang mengetahui tentang yang berkaitan dengan permasalahan bersangkutan, serta melakukan pengumpulan data (data sheet).
     Sistematika Penulisan
Pada bagian sistematika penulisan, menjelaskan memakai penulisan berapa banyak bab. Misal, untuk pembuatan penulisan ilmiah pada mahasiswa semester 6 Universitas Gunadarma yang akan membuat alat haruslah 4 bab, sedangkan yang akan membuat analisis dan studi literatur maka di wajibkan sebanyak 5 bab.

b.  Tubuh Karangan
Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian pembahasan masalah. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas (sempurna). Di sinilah terletak segala masalah yang akan dibahas secara sistematis. Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan unsur-unsur berikut ini:
1)      Ketuntasan materi:
Materi yang dibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis pada kalimat tesis, baik pembahasan yang berupa data sekunder (kajian teoretik) maupun data primer. Pembahasan data primer harus menyertakan pembuktian secara logika, fakta yang telah dianalisis atau diuji kebenarannya, contoh-contoh, dan pembuktian lain yang dapat mendukung ketuntasan pembenaran.
2)      Kejelasan uraian/ deskripsi:
~ Kejelasan konsep
     Konsep adalah keseluruhan pikiran yang terorganisasi secara utuh, jelas, dan tuntas dalam suatu kesatuan makna. Untuk itu, penguraian dari bab ke sub - bsb, dari sub - bab ke detail yaang lebih rinci sampai dengan uraian perlu memperhatikan kepaduan dan koherensial, terutama dalam menganalistis, menginterpretasikan (menafsirkan) dan menyintesiskan dalam suatu penegasan atau kesimpulan. Selain itu, penulis perlu memperhatikan konsistensi dalam penomoran, penggunaan huruf, jarak spasi, teknik kutipan, catatan pustaka, dan catatan kaki.
~ Kejelasan bahasa
    Kejelasan dan ketepatan pilihan kata yang dapat diukur kebenarannya. Untuk mewujudkan hal itu, kata lugas atau kata denotatif lebih baik daripada kata konotatif atau kata kias (terkecuali dalam pembuatan karangan fikti, kata konotatif atau kata kias sangat diperlukan). Kejelasan makna kalimat tidak bermakna ganda, menggunakan struktur kalimat yang betul, menggunakan ejaan yang baku, menggunakan kelimat efektif, menggunakan koordinatif dan subordinatiff secara benar.
~Kejelasan penyajian dan fakta kebenaran fakta
    Kejelasan penyajian fakta dapat diupayakan dengan berbagai cara, antara lain : penyajian dari umum ke khusus, dari yang terpenting ke kurang penting; kejelasan urutan proses. Untuk menunjang kejelasan ini perlu didukung dengan gambar, grafik, bagan tabel, diagram, dan foto - foro. Namun, kebenaran fakta sendiri harus diperhatikan kepastiannya.
Hal-hal lain yang harus dihindarkan dalam penulisan karangan (ilmiah) :
  • Subjektivitas dengan menggunakan kata-kata: saya pikir, saya rasa, menurut pengalaman saya, dan lain-lain. Atasi subjektivitas ini dengan menggunakan: penelitian membuktikan bahwa…, uji laboratorium membuktikan bahwa…, survei membuktikan bahwa…,
  • Kesalahan: pembuktian pendapat tidak mencukupi, penolakan konsep tanpa alasan yang cukup, salah nalar, penjelasan tidak tuntas, alur pikir (dari topik sampai dengan simpulan) tidak konsisten, pembuktian dengan prasangka atau berdasarkan kepentingan pribadi, pengungkapan maksud yang tidak jelas arahnya, definisi variabel tidak (kurang) operasional, proposisi yang dikembangkan tidak jelas, terlalu panjang, atau bias, uraian tidak sesuai dengan judul

C. Kesimpulan
Kesimpulan atau simpulan merupakan bagian terakhir atau penutup dari isi karangan, dan juga merupakan bagian teroenting sebuah karangan ilmiah. Pembaca yang tidak memiliki cukup waktu untuk membaca naskah seutuhnya cenderung akan membaca bagian - bagian penting saja, antara lain kesimpulan. Oleh karena itu, kesimpulan harus disusun sebaik mungkin. Kesimpulan harus dirumuskan dengan tegas sebagai suatu pendapat pengarang atau penulis terhadap masalah yang telah diuraikan.
Penulis dapat merumuskan kesimpulannya dengan dua cara :
  • Dalam tulisan-tulisan yang bersifat argumentatif, dapat dibuat ringkasan-ringkasan argumen yang penting dalam bentuk dalil-dalil (atau tesis-tesis), sejalan dengan perkembangan dalam tubuh karangan itu.
Untuk kesimpulan-kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan atau isi yang umum dari pokok-pokok yang telah diuraikan dalam tubuh karangan itu

3.      Bagian Pelengkap Penutup
Bagian pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan ilmiah
a. Daftar pustaka (Bibliografi)
Setiap karangan ilmiah harus menggunakan data pustaka atau catatan kaki dan dilengkapi dengan daftar bacaan. Daftar pustaka (bibliografi) adalah daftar yang berisi judul buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian karangan.
Unsur-unsur daftar pustaka meliputi:
* Nama pengarang: penulisannya dibalik dengan menggunakan koma.
* Tahun terbit.
* Judul buku: penulisannya bercetak miring.
* Data publikasi, meliputi tempat/kota terbit, dan penerbit..
* Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel, nama majalah, jilid, nomor, dan tahun terbit.
Contoh: Tarigan, Henry. 1990. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. (Banyak versi lainnya, misal: Sistem Harvard, Sistem Vancover, dan lain-lain)
Keterangan :
·  Jika buku itu disusun oleh dua pengarang, nama pengarang kedua tidak perlu 
   dibalik.
· Jika buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu yang dipakai untuk 
  menggantikan nama pengarang.
· Jika buku itu merupakan editorial (bunga rampai), nama editor yang dipakai dan 
  di belakangnya diberi keterangan ed. ‘editor’
·  Nama gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan.
·  Daftar pustaka disusun secara alfabetis berdasarkan urutan huruf awal nama 
   belakang pengarang.

b. Lampiran (Apendix)
Lampiran (apendix) merupakan suatu bagian pelengkap yang fungsinya terkadang tumpang tindih dengan catatan kaki. Bila penulis ingin memasukan suatu bahan informasi secara panjang lebar, atau sesuatu informasi yang baru, maka dapat dimasukkan dalam lampiran ini. Lampiran ini dapat berupa esai, cerita, daftar nama, model analisis, dan lain-lain. Lampiran ini disertakan sebagai bagian dari pembuktian ilmiah. Penyajian dalam bentuk lampiran agar tidak mengganggu pembahasan jika disertakan dalam uraian.
c. Indeks
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan disusun secara alfabetis (urut abjad). Penulisan indeks disertai nomor halaman yang mencantumkan penggunaan istilah tersebut. Indeks berfungsi untuk memudahkan pencarian kata dan penggunaannya dalam pembahasan.

d. Riwayat Hidup Penulis
Buku, skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup. Dalam skripsi menuntut daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat hidup merupakan gambaran kehidupan penulis atau pengarang. Daftar riwayat hidup meliputi: nama penulis, tempat tanggal lahir, pendidikan, pengalaman berorganisasi atau pekerjaan, dan karya-karya yang telah dihasilkan oleh penulis.






Sumber :
http://gogopratamax.blogspot.com/2012/03/konvensi-naskah.html
http://echanfebriharvandha.blogspot.com/2012/11/konvensi-naskah.html
http://dimasamiluhur.blogspot.com/2012/11/konvensi-naskah.html