PENALARAN

on Sabtu, 06 Oktober 2012
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dari prosesnya, penalaran itu dapat dibedakan sebagai penalaran induktif dan deduktif. Penalaran ilmiah mencakup kedua proses penalaran itu. 

Dalam kesempatan kali ini, akan dibahas tentang penalaran induktif. Penalaran Induktif

Penalaran Induktif merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual, keuntungannya adalah bersifat ekonomis dan dimungkinkan proses penalaran selanjutnya. Penalaran induktif terkait dengan empirisme. Secara empirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sementara.

Penalaran induktif ini berpangkal pada fakta empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum. Induksi berlangsung dengan generalisasi dan ekstrapolasi pendapat dimana tidak mungkin mengamati semua fakta yang ada, sehingga kesimpulan induktif bersifat logical probability.

Contohnya :
kambing tinggal di bumi, gajah tinggal di bumi, begitu juga dengan singa dan binatang-binatang lainnya.
Secara induksi dapat disimpulkan bahwa semua binatang tinggal di bumi. Setelah menguraikan pengertian dari penalaran induktif itu sendiri seperti yang dapat dilihat di atas.
Penalaran induktif mempunyai 3 jenis yaitu :
1.      Generalisasi adalah proses penalaran berdasarkan 2 pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu mengenai sernua atau sebagian dari gejala serupa itu.
Contoh : Bensin merupakan jenis bahan bakar apabilaterkena api akan mudah terbakar. Demikian jugaminyak tanah, termasuk bahan bakar yang mudahterbakar. Solar pun demikian pula halnya, bilaterkena api akan mudah terbakar.

Berdasarkanpernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwasemua jenis bahan bakar apabila terkena api akanmudah terbakar.

Generalisasi mempunyai 2 jenis, yaitu :
1.   Generalisasi sempurna atau yang bisa juga disebut generalisasi tanpa loncatan induktif adalah sebuah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.

Contoh : Sensus penduduk

2.      Generalisasi tidak sempurna atau yang bisa juga disebut generalisasi dengan loncatan induktif adalah generasi yang mengambil kesimpulan dari sebagian fenomena yang diselidiki atau hanya mengambil beberapa sampel yang belum tentu mewakili semuanya.

Contoh : Hampir seluruh wanita suka memakai lipstik dan bedak saat akan berpergian.

Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar. Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
2. Sampel harus bervariasi.
3. Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.

Analogi adalah sebuah proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa khusus yang mirip satu sama lain, kemudian menyimpulkan bahwa apa yang berlaku untuk suatu hal akan berlaku pula untuk hal yang lain.

Contoh sebuah analogi:
Seseorang yang menuntut ilmu sama halnya denganmendaki gunung. Sewaktu mendaki, ada sajarintangan seperti jalan yang licin yang membuatseseorang jatuh. Ada pula semak belukar yang sukardilalui. Dapatkah seseorang melaluinya ? Begitu pulabila menuntut ilmu, seseorang akan mengalamirintangan seperti kesulitan ekonomi, kesulitanmemahami pelajaran, dan sebagainya. Apakah Diasanggup melaluinya ? Jadi, menuntut ilmu sama halnyadengan mendaki gunung yaitu banyak rintangan untukmencapai puncaknya.. 3.

Kausalitas Hubungan sebab akibat
Dimulai dari beberapa fakta yang kita ketahui. Dengan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lain, dapatlah kita sampai kepada kesimpulan yang menjadi sebab dari fakta itu atau dapat juga kita sampai kepada akibat fakta itu.

Hubungan sebab akibat
Belajar menurut pandangan tradisional adalah usaha untuk memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan. “Pengetahuan” mendapat tekanan yang penting, oleh sebab pengetahuan memegang peranan utama dalam kehidupan manusia. Pengetahuan adalah kekuasaan. Siapa yang memiliki pengetahuan, ia yang memegang kuasa dan bisa memerintah orang lain untuk menurutinya.

Hubungan akibat sebab
Melihat sepintas lalu masyarakat kota bandar kitaterkesan oleh kesibukan-kesibukan kerja dan lalulintas sehari-hari. Hubungan dagang denganrelasi-relasi dari luar daerah pulau ataupun asingyang pembesarannya harus selekas mungkindiadakan berhubung terikatnya perahu layarpada angin musim. Pemuatan barang-barangekspor dan pembongkaran barangbarangimpor, semuanya itu tidak memungkinkan orangbekerja pelan-pelan seperti menantimenguningnya padi di musim panen.

Sumber:
·         Wartawarga-Gunadarma
·         Pustakasekolah
·         http://inug-nugi.blogspot.com/2011/12/contoh-paragraph-generalisasi-analogi.html

0 komentar:

Posting Komentar