HUKUM PERIKATAN

on Selasa, 13 Maret 2012
‘PERIKATAN’ ialah suatu hubungan hukum (mengenai kekayaan harta benda) antara dua oarng,yang memberi hak pada yang stu untuk menuntut barang sesuatu dari yang lainnya,sedangkan orang yang lainnya ini diwajibkan memenuhi tuntutan itu. Pihak yang berhak menuntut dinamakan pihak berhutang atau ‘kreditur’, sedangkan pihak yiang wajib memenuhi tuntutan dinamakan pihak berhutang atau ‘debitur’. Adapun barang sesuatu yang dapat dituntut dinamakan ‘prestasi’, yang menurut undang-undang dapat berupa :
1. Menyerahkan suatu barang
2. Melakukan suatu perbuatan
3. Tidak melakukan suatu perbuatan

MACAM-MACAM PERIKATAN
1. Perikatan Bersyarat (Voorwaardelijk)
Perikatan bersayarat adalah suatu perikatan yang digantungkan pada suatu kejadisn dikemudian hari,yang masih belum tentu akan atau tidak terjadi.
2. Perikatan yang digantungkan pada suatu ketetapan waktu
Perbedaan diantara suatu syarat dengan suatu ketetapan waktu ialah yang pertama berupa suatu kejadian atau peristiwa yang belum tentu atau tidak akan terlaksana,sedangkan yang kedua adalah suatu hal yang pasti akan datang,meskipun mungkin belum dapat ditentukan kapan datangnya.
3. Perikatan yang membolehkan memilih (Alternatif)
Ini adalah suatu perikatan dimana terdapat dua atau lebih macam prestasi,sedangkan kepada si berhutang diserahkan yang mana ia akan lakukan.
4. Perikatan Tanggung-Menaggung
Suatu perikatan dimana beberapa orang bersama-sama sebagai pihak yang berhutang berhadapan dengan satu orang yang menghutangkan atau sebaliknya.
5. Perikatan yang dapat dan yang tidak dapat dibagi
Suatu perikatan dapat dibagi atau tidak,tergantung pada kemungkinan tidaknya membagi prestasi. Pada hakekatnya tergantung pula dari kehendak atau maksud kedua belah pihak yang membuat suatu perjanjian.
6. Perikatan dengan penetapan hukuman (Strafbeding)
Untuk mencegah jangan sampai si berhutang dengan mudah saja melalaikan kewajibannya,dalam praktek banyak dipakai perjanjian dimana si berhutang dikenakan suatu hukuman apabila ia tidak menepati kewajibannya.

WANPRESTASI
Apabila si berhutang (debitur) tidak melakukan apa yang dijanjikan akan dilakukannya,maka dikatakan bahwa ia melakukan ‘wanprestasi’. Ia adalah “alpa” atau “lalai” atau “bercidra-janji” atau juga ia “melanggar perjanjian”, yaitu apabila ia melakukan atau berbuat sesuatu yang tidak boleh dilakukannya. Perkataan wanprestasi berasal dari bahasa Belanda yang berarti prestasi yang buruk.
Wanprestasi seorang debitur dapat berupa empat macam :
a. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya.
b. Melaksakan apa yang dijanjikan,tetapi tidak sebagai mana dijanjikan
c. Melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat
d. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya

Terhadap kelalaian atau kealpaan siberhutang itu (atau pihak yang wajib melakukan sesuatu), diancamkan beberapa sanksi atau hukuman. Hukuman atau akibat-akibat yang tidak enak bagi debitur yang lalai tadi ada empat macam,yaitu :
I. Membayar kerugian yang diderita oleh kreditur atau dengan singkat dinamakan ganti-rugi
II. Pembatalan perjanjian atau juga dinamakan ‘pemecahan’ perjanjian
III. Peralihan risiko
IV. Membayar biaya perkara,kalau sampai diperkarakan dimuka hakim

CARA-CARA HAPUSNYA SUATU PERIKATAN
Pada pasal 1381 Undang-undang Hukum Perdata menyebutkan sepuluh cara hapusnya suatu perikatan. Cara-cara tersebut :
• Pembayaran
• Penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpanan penitipan
• Pembaharuan hutang
• Perjumpaan hutang atau kompensasi
• Percampuran hutang
• Pembebasan hutang
• Musnahnya barang yang terhutang
• Kebatalan/pembatalan
• Berlakunya suatu syarat batal dan
• Lewatnya waktu

0 komentar:

Posting Komentar